Kronologis Historis Perkembangan Ilmu Pengetahuan Perspektif Dunia Barat dan Dunia Islam
Ini adalah suatu tulisan yang merupakan tugas dari mata kuliah Filsafat Ilmu yang diampu oleh Bapak Dr. H. Andy Dermawan, S.Ag., M.Ag. yang berisikan tentang kronologis historis perkembangan ilmu pengetahuan dari perspektif dunia barat dan dunia Islam. Selamat membaca...
Kronologis Historis Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Dunia
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia dapat dibedakan
secara periodis berupa periodesasi sebagai berikut.

Zaman Pra Yunani Kuno
Zaman Pra Yunani Kuno dapat dibedakan menjadi tiga fase.
Pertama, zaman Batu Tua yang berlangsung 4 juta tahun SM sampai 20.000 tahun
SM. Pada zaman ini, telah dikenal sistem trial and error (mencoba-coba
dan salah) kemudian berkembang menjadi know how. Kedua, zaman Batu Muda
yang belangsung 10.000 SM sampai 2.000 SM dimana munculnya kemampuan menulis, membaca,
dan berhitung. Ketiga, zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM
sampai dengan abad 6 SM dimana muncullah pemakaian logam sebagai peralatan
sehari-hari seperti untuk perhiasan, memasak, dan alat perang. Pada masa ini
lebih bersifat teologi kosmologi[1].
Zaman Yunani Kuno
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar
abad 6 M. Pada zaman ini menggunakan
sikap an inquiring attitude yaitu suatu sikap yang senang menyelediki
sesuatu dengan kritis. Pada zaman ini muncullah tokoh-tokoh popular seperti
Thales, Pythagoras, Socrates, Aristoteles, dan Plato. Periode ini merupakan
periode yang melatarbelakangi kelahiran filsafat. Sebelumnya pada masa ini
dipenuhi oleh aneka ragam mitos yang dianut oleh masyarakat. Segala sesuatu yang
terjadi dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat mitologis. Kemudian, pusat
perhatian berubah menjadi kosmologis dimana mencari proses penciptaan alam
semesta. Mulanya muncul asas air, kemudian asas yang tak terbatas (to
apeiron) dan kemudian menjadi asas udara yang semua itu menjadi bahan
perdebatan diantara mereka[2].
Zaman Pertengahan
Zaman ini berlangsung dari abad 6 M sampai sekitar abad 14 M/
15 M. Zaman ini ditandai dengan tampilnya teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Pada
zaman ini karakteristik pembahasan berpusat pada filosofis ilmiahnya yaitu pada
ketuhanan atau teosentris[3].
Pada zaman ini terjadi pertentangan antara kaum Islam dan kaum gereja dalam
masalah filsafat. pada masa ini ilmu pengetahuan masih bersumber pada karya
Aristoteles. Zaman ini dianggap sebagai awal mula zaman renaissance
dimana ada beberapa tokoh yang mempelopori yaitu Roger Bacon, Thomas Aquinas,
Gerard van Cremona, dan Giovanni Boccaccio yang berasal dari dunia barat. Tokoh
ilmuwan muslim juga berpengaruh seperti Al Farabi, Al Khawarizmi, Al Kindi, Al
Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Jabir bin Hayyan, Al Razi, Ibnu
Haitham, dan Al Battani.
Zaman Renaissance
Zaman ini disebut dengan zaman kebangkitan dimana mulai
muncullah ilmuwan baru dimana ada peralihan dari kebudayaan abad pertengahan
menjadi kebudayaan yang lebih modern dan terbebas dari dogma-dogma agama[4].
Zaman ini berlangsung hingga abad 19 M. Tokoh yang berpengaruh pada zaman ini
adalah Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, Tycho Brahe, Johannes Kepler,
Francis Bacon, dan Andreas Vesalius. Masa Renaissance ini merupakan
zaman transisi antara masa pertengahan dengan masa modern.
Zaman Modern
Zaman ini sudah dirintis sejak abad 15 M. Kemudian terus
berkembang hingga abad 20 M. Ditandai dengan adanya penemuan di dalam bidang
ilmiah. Tokoh yang mempengaruhi dalam zaman ini adalah Isaac Newton, Rene
Descartes, Charles Robert Darwin, Joseph John Thomson, Michel Faraday, Auguste
Comte, dan Blaise Pascal. Masa modern ditandai dengan beralih karakteristik teosentris
ke antroposentris yaitu suatu karakteristik yang menekankan pada fokus
pembahasan pada manusia. Karakteristik ini mengasumsikan bahwa manusia sebagai
pelaku kehidupan hendaknya menjadi subjek dan objek pembahasan ilmiah. Setelah
ini muncullah aliran seperti positivisme, eksistensialisme, pragmatisme, dan sekularisme[5].
Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dimana terus berlangsung
hingga saat ini ditandai dengan
teknologi canggih dan spesialiasi ilmu-ilmu yang semakin tajam dan mendalam. Ditandai dengan masa beralihnya fokus
ilmu pengetahuan dari paradigma teosentris kepada paradigma antroposentris. Ini
menandakan kemenangan manusia dalam mengembalikan kedaulatannya sebagai makhluk
berakal. Kemudian para kritikus memunculkan istilah postmodernisme dimana
memperjuangkan kembali realitas yang ada sehingga lebih empirik[6]. Kemudian lebih dikenal dengan
logosentris yaitu teks menjadi fokus dari diskursus para filsuf dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Kemudian lahirlah tiga pemikiran filsafat yaitu
Neokantianisme, Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Strukturalisme[7].
Kronologis Historis Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Islam
Periode Klasik
a. Ilmu Pengetahuan
pada Masa Rasul
Dalam
ilmu pengetahuan perhatian Rasul sangat besar, sehingga beliau memberi contoh
revolusioner bagaimana seharusnya mengembangkan ilmu. Rasul mendapatkan hal-hal
yang akan menjadi landasan dasar dalam usahanya, yaitu:
- Wahyu
pertama yang diterima rasul yang berbunyi bacalah.
- Bangsa Arab
adalah bangsa yang kuat hafalannya, sedangkan hafalan merupakan salah satu alat
untuk mengemban ilmu.
- Nabi
membuat tradisi baru yaitu mencatat dan menulis. Karena semua sahabat yang
pandai membaca dan menulis akan diangkat menjadi juru tulis untuk mencatat
semua wahyu yang turun.
- Al-Qur’an merupakan sumber inti ilmu
pengetahuan karena memuat kisah ummat-ummat terdahulu, segala macam hukum dasar
(perkawinan, perdata, pidana, perniagaan, politik, ekonomi, sosial),
sifat-sifat Allah.[8]
b. Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Umayyah
Salah
satu aspek dari kebudayaan adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Jika pada
masa nabi dari khulafaurrasyidin perhatian berpusat pada memahami
Al-Quran dari Hadis Nabi untuk memperdalam pengajaran akidah, akhlak, ibadah,
muamalah dari kisah-kisah Al-Quran maka perhatian sesudah itu, sesuai dengan
kebutuhan zaman, tertuju pada ilmu-ilmu yang diwariskan oleh bangsa-bangsa
sebelum munculnya Islam.[9] Pembidangan
ilmu pada masa Bani Umayyah sebagai berikut.
- Ilmu
pengetahuan bidang agama, segala ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis
- Ilmu
pengetahuan bidang sejarah, segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup,
kisah dari riwayat.
- Ilmu
pengetahuan bidang bahasa, segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, shorof,
dan lain-lain
- Ilmu
pengetahuan bidang filsafat, segala ilmu yang pada umumnya bersal dari bahasa
asing seperti
ilmu mantiq, kedokteran, kimia, dan lain-lain.[10]
c. Ilmu Pengetahuan
pada Masa Bani Abbasiyah
Perkembangan
pada masa bani abbasiyah sebagai berikut.
Perkembangan
Ilmu Naqli (Al-Quran Hadis) yaitu
ilmu yang berhubungan agama islam. Ilmu-ilmu itu antara lain:[11] ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu kalam, ilmu tasawuf, ilmu bahasa, dan ilmu fiqih.
Perkembangan
Ilmu Aqli yaitu
ilmu yang didasarkan pada pemikiran (rasio). Yang termasuk dalam ilmu aqli
antara lain:[12] ilmu kedokteran, ilmu filsafat, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu tata negara, ilmu musik, ilmu astronomi,
dan ilmu hitung.
Periode Pertengahan (1250-1800 M)
Pada masa pertengahan, yakni antara tahun 1250-1800 M
adalah fase kemunduran dari intelektual umat Islam, karena filsafat mulai
dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan
dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat. Di zaman ini, desentralisasi dan disintegrasi
bertambah meningkat yang berakibat pada hilangnya khilafah secara formal. Pada
periode pertengahan ini, terdapat masa tiga kerajaan Besar (1500-1800 M). Tiga
kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi
di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
Periode Modern (1800 M - dan seterusnya)
Periode
Modern (1800 M - dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan umat Islam.
Jatuhnya Mesir ke tangan Barat mengilhami kebangkitan. Raja-raja dan pemuka-pemuka
Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam
kembali. Setelah umat Islam menyadari ketertinggalannya, maka
kemudian muncul upaya dekonstruksi oleh para pemikir Islam untuk membangkitkan
ketertiduran umat Islam. Pada periode ini, muncul banyak para
pemikir Islam yang handal. Mereka menjadi pioner pembaharuan dalam Islam. Ajaran Islam dirasionalisasikan dan
difahami dalam konteks ke-kini-an
dan kemodernan. Secara garis besar, gerakan pembaharuan pemikiran di dunia
Islam, dapat dipahami dalam empat model gerakan
sebagai berikut: Gerakan Wahabiyah atau Salafiyah, Gerakan Pembaharuan
(Modernisme), Westernisme,
dan Sekularisme[13].
Daftar Pustaka
Sibawaihi. 2010. Filsafat
Ilmu Pendekatan Integrasi-Interkoneksi. Yogyakarta: Pustaka Shiraz
bekerjasama dengan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Bakhtiar, Amsal.
2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Hasan, Erliana.
2011. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu Pemerintahan. Bogor:
Ghalia Indonesia
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah
Islam Klasik. Jakarta: PT. Prenada Media
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.
Jakarta: UI-Press.
Footnote
[1] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),
hal. 21
[2] Sibawaihi, Filsafat Ilmu Pendekatan Integrasi-Interkoneksi.
(Yogyakarta: Pustaka Shiraz bekerjasama dengan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010), hal. 38-39
[3] Ibid., hal. 41-43
[4] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005), hal. 50
[5] Sibawaihi, Filsafat Ilmu Pendekatan Integrasi-Interkoneksi.
(Yogyakarta: Pustaka Shiraz bekerjasama dengan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010), hal. 45
[6] Ibid., hal. 46-47
[7] Erliana Hasan, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu
Pemerintahan. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hal. 53-54
[8] Musyrifah
Sunanto, Sejarah Islam Klasik,
(Jakarta: PT. Prenada Media, 2003), hal. 14-16
[9] Ibid.,
hal. 37
[10] Ibid.,
hal. 41-42
[11] Ibid.,
hal. 58
[12] Ibid.,
hal. 79
[13] Harun
Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. (Jakarta: UI-Press, 1985), hal. 70
Komentar
Posting Komentar