Mengenal Diri
Mengenal diri merupakan
wacana lama yang selalu disampaikan oleh orang-orang bijak terdahulu, hingga
kini masih tetap menjadi prioritas. Sejauh mana mengenal siapa diri kita,
sampai disitu apa yang bisa kita berikan kepada diri sendiri.
Tidak akan keluar dari pemahaman yang dimiliki. Maka dari orang-orang yang
mengenal dirinya tidak memiliki keraguan untuk bertindak.
Semua manusia memiliki potensi yang sama, walau kadar dan prioritas
yang berbeda. Bagi seseorang yang asing dengan dirinya sendiri, tentunya tidak
menyadari hal ini. Hanya orang-orang yang bersahabatlah dengan dirinya bisa
mengetahui potensi yang dimiliki. Tidak sedikit orang yang mengalami kegagalan
hingga putus asa, karena tidak mengenmal dirinya.
Al-Qur’an telah menyampaikan kepada manusia bahwa mereka
diciptakan dengan sebaik-baik ciptaan. Multi potensi yang telah diberikan oleh
Allah SWT, kenyataannnya banyak manusia yang melihat dunia tampak murung
dihadapannya, seakan semuanya telah berakhir dengan pedih dan penuh kegelapan.
“ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya .” (QS. At-Tin : 4)
Dalam ayat lain disebutkan :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga
jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar…” (QS. Fush- Shilat : 53).
Benar adanya bahwa di dalam diri manusia terdapat potensi yang
besar, akan tetapi hanya sedikit yang menyadarinya. Dalam mencapai derajat yang
tinggi media yang terbaik adalah diri sendiri. Ada riwayat yang sangat masyhur
“Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal dirinya”.
Banyak lagi dalil-dalil yang tidak disebutkan yang membahas tentang pengenalan
diri. Cukup beberapa dalil tersebut sudah cukup kuat dan masyhur di kalangan
umat Islam.
Dari penjelasan yang ada tentunya tidak ada alasan bagi
seorang manusia apalagi seorang pribadi muslim untuk menafikan potensi yang
dimiliki, mereka sehingga dituntut unruk memanfaatkan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadanya. Berbagai macam fenomena yang ada
di alam semesta harus mereka telusuri, apa yang Allah targetkan. Bukan
berpangku tangan lantas pasrah terhadap takdir. Takdir meman ditentukan, namun
ketentuan itu menjadi rahasia. Sehingga kewajiban untuk berikhtiyar adalah
sebuah keharusan bagi manusia.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal.” (QS. Ali-‘Imran : 190)
Komentar
Posting Komentar