Islam Memandang Kekerasan
Berapa banyak orang yang mati, dirampas haknya, menderita, tidak
tenang dalam menjalani kehidupan, hidup di sela-sela kecemasan dan kekhawatiran. Tidak
sedikit korban yang berjatuhan akibat dari kekerasan dan tindakan brutal.
Apakah semua ini dinilai sebuah kesalahan ataukah dosa? Para pelakunya menjawab
ini atas dasar agama yang saya pahami, agama saya memerintahkan hal tersebut.
Atas dasar itu mereka menganggap diri mereka yang paling beriman, memiliki
derajat yang tingi dan paling dekat dengan Tuhan.
Karena itu, mereka berhak memonopoli sebuah kebenaaran. Seakan
mereka menjadi wakil Tuhan, menafsirkan teks suci secara monolitik. Tidak
peduli berapa banyak korban yang berjatuhan. Mendzolimi orang lain sudah bukan
barang yang bernilai pelanggaran. Perinsip mereka adalah sebuah kebenaran yang
harus ditegakkan. Mungkin kita memandang perbuatan tersebut adalah perbuatan
tercela. Tapi mereka menilai apa yang dilakukan itu telah mengerjakan perbuatan
baik.
George W. Bush seorang peresiden dan penganut agama kristen
puritan fundamentalis menindas banyak bangsa dengan dalih-dalihnya sendiri.
Banyak tentara Amerika yang putus asa dan berujung pada bunuh diri. Perang yang
terjadi di Irak dan Afghanistan menelan banyak korban jiwa sehingga mereka rela
mati daripada hidup dalam bayang-bayang kematian. Sama saja bohong, jika hidup
tidak tenang. Jikalaupun mereka berhasil selamat tetap saja meninggalkan luka,
seperti gila, rusak ingatan dan berbagai penyakit yang dihasilkan dari bekas
perang. Bush dan pengikutnya yang haus darah tidak peduli dengan hal itu.
Mereka masih bisa tersenyum lebar tanpa merasakan sedikitpun penderitaan orang
lain.
Kita masuk pada wilayah Islam Indonesia yang anti-Barat. Yang
selalu mengeluarkan orasi yang berapi-rapi kebanaran harus tegak, negara ini
harus Islam. Meraka lupa Indonesia berdiri dan dibangung dari sebuah
kebinekaan. Bukan dari satu golongan saja, akan tetapi semua warga negara
Indonesia di kala itu tidak memandang sebuah perbedaan suku, agama, bahasa, dan
lain-lain. Yang mereka ingat hanyalah satu yaitu bangsa Indoesia dan kita harus
bersatu melawan penjajah. Saya akan memotret sedikit dari perilku anti-Barat
tersebut dengan dalih agama. Akbatnya tempat fasilitas umum menjadi korbannya,
tempat ibadah hancur, jalan-jalan rusak dan ditambah dengan rumah-rumah yang dibakar.
Golongan yang berbeda dengan mereka dianggap sesat. Baik itu menggunakan fatwa
MUI ataupun fatwa-fatwa yang lain yang dinilai sebagai kebenaran. Lantas apa
beanya mereka dengan Bush yang bertindak anarkis. Sebenarnya mereka bersahabat,
namun secara lahiriyah mereka bermusuhan. Yang membenadakan, jika Bush merusak
dalam skala yang besar dan mengunakan berbagai macam persenjataan modern.
Sedangkan mereka merusak dalam skala kecil dengan menggunakan senjata ala
kadarnya saja seperti golok, linggis, celurik, kampak, dan lain-lain.
Apakah seperti ini yang diajarkan agama Islam? Sedang dalam
al-Qur’an sendiri dikatakan “Tidak ada paksaan dalam agama” (QS. al-Baqarah
: 256). Kenyataannya dalam peraktek, mereka mala lebih banyak melakukan
pelanggaran daripada pengamalan ajaran agama Islam itu sendiri. Karena yang
mereka terus soroti hanyalah persoalan perbedaan pemahaman dan itu
dianggap sebagai sebuah kesesatan dan pelaku kesesatan wajib dibunuh.
Akhir-akhir ini mendengar kabar yang melanda pengikut syi’ah. Kita
saksikan senndiri betapa kejamnya mereka yang mengaku beragama Islam. Islam
yang mempunyai nilai-nilai kebaikan yang tinggi. Islam yang bisa hidup
berdampingan dari perbedaan seperti di zaman Nabi (periode Madinah) umat Islam
hidup bergandengan tangan dengan non-Muslim. Non-Muslim saja Nabi membuka jalur
perdamaian dan saling menjaga hak-hak mereka. Kanapa non-sunni yang mengaku
Islam mendapat kejaman dan dianggap sebagai musuh Islam sedang secara
terang-terangan mereka juga bersyahadat.
Kalau merasa benar dan mereka hidup dalam kesesatan. Kenapa mesti
diperangi dan diperlakukan tidak sewajarnya. Kenapa tidak diajak kepada
kebenaran dengan cara yang baik. Atau meman kebenaran mereka adalah berbuat
dzolim terhadap orang lain dengan mengedepankan sikap fanatic. Bukankah Nabi
selalu menyebarkan Islam dengan jalan hikmah. Nabi tidak melakukan tindakan
kekerasan, adapun perang yang dilakukan Nabi itu karena sebuah keterpaksaan di
mana Nabi mempertahankan hak-hak kaum muslimin. Dan kita ketahui bersama orang-orang
kafirlah yang selalu memulainya bukan Nabi yang memulainya. Kenapa tidak
mencontoh hal tersebut bukankah Nabi adalah suri tauladan yang baik. Dan tak
seorang yang bisa menandingi tabiat Nabi yang bernilai tinggi. Tapi mereka
menggunakan jalan yang lain, akibatnya bukan sebuah keberhsilan yang ditegakkan
akan tetapi permusuhan yang makin memanas.
Saya akan membela para pengikut syi’ah ataupun pengikut yang lain,
bahkan non-muslim sekalipun ketika mereka dizalimi dan hak-hak mereka dirampas,
diusir, dicaci maki. Karena perbuatan itu adalah perbuaan biadab, mereka
mempuyai hak yang sama di negeri tercinta ini Republik Indonesia, mereka
dilindungi oleh UUD. Kita tidak mempunyai hak untuk membinasakan mereka. Saya
sepakat dengan slogan yang mengatakan:
Satu Bangsa Yes
Satu Agama No
Satu Umat Yes
Satu Aliran No
Umat Islam seharusnya lebih banyak belajar lagi tentang ajaran
Islam yang sebenarnya, karena tidak ada kerancuan terhadap nilai-nilai yang
ditawarkan oleh Islam. Akan tetapi kita seringkali tidak memahami maksud yang
sebenarnya dan berujung pada tindakan bodoh. Terlalu cepat menyalahkan orang
lain. Meman sulit jika sikap fanatik kita pelihara dalam diri, akibatnya
kebenaran yang sesungguhnya tertutupi.Atau
lebih tepat dikatakan kebenaran tergadaikan oleh sikap fanatik.
Komentar
Posting Komentar