Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Transformasi Moderasi Beragama dalam Pendidikan: Strategi Menjaga Harmoni Sosial di Tengah Kemajemukan Indonesia

Indonesia adalah negara yang dikenal luas sebagai bangsa yang majemuk. Keragaman agama, suku, bahasa, dan budaya menjadi ciri khas identitas nasional yang telah terbentuk sejak masa pra-kemerdekaan. Namun, kemajemukan ini bukan tanpa tantangan. Ketegangan antar kelompok, intoleransi, dan radikalisme keagamaan masih sering mewarnai dinamika sosial masyarakat Indonesia. Dalam konteks inilah, konsep moderasi beragama menjadi penting untuk dikedepankan sebagai jalan tengah guna menciptakan keharmonisan sosial. Pendidikan sebagai agen utama pembentukan karakter bangsa memainkan peran krusial dalam mentransformasikan nilai-nilai moderasi beragama agar mampu meresap ke dalam cara berpikir, bersikap, dan bertindak masyarakat Indonesia. Moderasi beragama secara konseptual merujuk pada sikap beragama yang seimbang, tidak ekstrem dan tidak liberal, serta berlandaskan pada prinsip keadilan, keseimbangan, dan toleransi. Konsep ini bukanlah bentuk peminggiran ajaran agama, melainkan justru upaya u...

Sains Tanpa Etika, Agama Tanpa Aksi: Mewujudkan Kemaslahatan melalui Kolaborasi Dua Pilar

 Era modern ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Namun, kemajuan sains yang luar biasa ini tak jarang menimbulkan dilema etis ketika tidak diimbangi dengan nilai-nilai moral. Di sisi lain, agama yang selama ini menjadi sumber nilai dan etika terkadang terjebak dalam retorika dan kehilangan relevansi karena kurangnya implementasi dalam tataran praksis. Maka muncul suatu pertanyaan mendasar: dapatkah sains dan agama berkolaborasi untuk menciptakan kemaslahatan umat manusia di era modern? Ilmu pengetahuan, pada dasarnya, bersifat netral. Ia merupakan alat yang bergantung pada bagaimana dan untuk apa digunakan. Namun, ketika sains bergerak tanpa arahan nilai, maka ia dapat menimbulkan kerusakan yang masif. Contoh paling mencolok adalah pengembangan senjata pemusnah massal seperti bom nuklir. Didorong oleh logika teknologis dan kekuasaan, penemuan ilmiah semacam ini telah menimbulkan ancaman bagi kel...

Antara Pancasila dan Khilafah: Alasan di Balik Pelarangan HTI di Indonesia

Di Indonesia, Pancasila berfungsi sebagai dasar ideologi sekaligus panduan kehidupan berbangsa dan bernegara. Lahir sebagai hasil konsensus yang mencerminkan keragaman dan semangat persatuan, Pancasila mengedepankan nilai-nilai universal seperti kemanusiaan, keadilan, dan pengakuan terhadap pluralitas. Namun, dalam konteks dinamika politik dan sosial yang terus berubah, ideologi alternatif seperti khilafah kembali mencuat, menimbulkan perdebatan signifikan mengenai keberadaan dan pengaruhnya terhadap stabilitas negara. Dalam situasi ini, Hizb ut-Tahrir Indonesia (HTI) muncul sebagai salah satu aktor yang mempromosikan khilafah sebagai solusi fundamental terhadap isu-isu yang dihadapi umat Islam dan masyarakat Indonesia secara luas. Larangan kegiatan HTI di Indonesia oleh pemerintah pada tahun 2017 memberikan gambaran tentang ketegangan antara penerapan nilai-nilai Pancasila dan ideologi khilafah yang ditawarkan oleh kelompok ini. Pihak pemerintah berargumen bahwa ideologi khilafah ber...